Maksud Warna pada Jalur Gemilang
Biru: Latarbelakang bulan sabut dan bintang yang berwarna biru pula melambangkan perpaduan rakyat Malaysia.
Kuning: Warna kuning pada bintang dan bulan sabit ialah warna diraja raja-raja Melayu.
Merah: Melambangkan keberanian rakyat Malaysia mengharungi pelbagai cabaran demi negara tercinta
Putih: Melambangkan kesucian dan keluhuran hati rakyat Malaysia yang berbilang kaum
Arti lambang Garuda Pancasila
Setiap simbol pada perisai melambangkan setiap ajaran Pancasila, yaitu:
Sementara warna Merah dan Putih melambangkan warna bendera nasional Indonesia. Warna merah berarti keberanian dan warna putih berarti kemurnian.
Garis hitam tebal di perisai melambangkan wilayah Indonesia dilalui oleh garis khatulistiwa.
Makna warna pada lambang Garuda Pancasila
Ilustrasi. Makna warna pada simbol Garuda Pancasila sebagai lambang negara Indonesia (istockphoto/Galeh Nur Wihantara)
Ketentuan mengenai warna Garuda Pancasila tertuang dalam Pasal 49 UU nomor 24 Tahun 2009. Pasal ini menyebutkan bahwa terdapat lima pokok lambang negara Garuda.
Dihimpun dari buku Pasti Bisa Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan untuk SD/Mi Kelas IV oleh Tim Tunas Karya Guru, berikut ini makna warna pada simbol Garuda Pancasila.
Maksud Corak dan Rekabentuk Bendera Malaysia
Bendera Malaysia terdiri daripada garisan 14 jalur merah dan putih berselang-seli dan lambang bulan sabit dan bintang 14 mata. dikenali sebagai Bintang Persekutuan.
14 jalur, dengan lebar yang sama, mewakili status yang sama dalam persekutuan 13 negara anggota dan wilayah persekutuan, manakala 14 titik bintang mewakili perpaduan antara entiti ini.
Bulan sabit mewakili agama Islam sebagai agama negara.
Sejarah Penciptaan & Rekabentuk
REKABENTUK ASAL BENDERA PERSEKUTUAN TANAH MELAYU PADA TAHUN 1949
Pada 19 Mei 1950, reka bentuk bendera tersebut telah mendapat kelulusan King George IV. Bendera ini telah dikibarkan buat pertama kalinya di Istana Sultan Selangor di Kuala Lumpur pada 26 Mei 1950.
BENDERA PERSEKUTUAN TANAH MELAYU (1950-1963)
Apabila negara mencapai kemerdekaan pada 31 Ogos 1957, upacara rasmi menaikkan Bendera Persekutuan Tanah Melayu ini diadakan di Padang Kelab Selangor. Bendera ini telah dinaikkan dengan diiringi lagu kebangsaan ‘Negaraku’ yang buat pertama kali diperdengarkan kepada umum.
BENDERA MALAYSIA (1963- KINI)
Bendera Malaysia berasal daripada Bendera Persekutuan Tanah Melayu. Percantuman Sabah, Sarawak dan Singapura dengan Persekutuan Tanah Melayu telah menjadikan penambahan pada jalur dan bintang pecah dari 11 kepada 14 yang menunjukkan 14 buah negeri bermula 16 September 1963 dengan nama baharu negara iaitu Malaysia.
Walaupun Singapura telah keluar daripada Malaysia pada 9 Ogos 1965, namun jalur-jalur dan bintang pecah 14 terus dikekalkan sehingga hari ini yang melambangkan keanggotaan yang sama dalam persekutuan 13 buah negeri dan Kerajaan Persekutuan (terdiri daripada Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur, Wilayah Persekutuan Labuan dan Wilayah Persekutuan Putrajaya).
Sehubungan itu, marilah bersama-sama kita menerapkan perasaan cinta, menghargai dan bangga terhadap bendera dan tanah air kita.
Bersama-samalah juga kita mengibarkan Jalur Gemilang bagi memeriahkan lagi sambutan Hari Kebangsaan dan Hari Malaysia 2023 (HKHM 2023).
Sumber: Arkib Negara Malaysia
Arti dari jumlah bulu pada burung Garuda
Jumlah bulu melambangkan tanggal proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Berikut penjelasannya.
Burung garuda mencengkeram sebuah gulungan bertuliskan moto negara Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti "Kesatuan dalam Keberagaman, meskipun berbeda, namun tetap satu".
Demikian penjelasan mengenai makna warna pada simbol Garuda Pancasila. Selamat belajar!
Bendera Malaysia – Maksud Warna, Lambang, Muat Turun Gambar
Bendera Malaysia merupakan identiti unik negara kita Malaysia.
Dikenali dengan nama Jalur Gemilang, simbol, warna dan lambang yang ada pada bendera ini mempunyai maksud tertentu yang melambangkan jati diri rakyat Malaysia secara amnya.
Sebagai rakyat Malaysia, kita haruslah memahami maksud segala simbol, corak dan warna pada Jalur Gemilang agar semangat cintakan negara tersemat dalam sanubari diri kita.
Warga duduk bersama di beranda Masjid Nurul Iman untuk begibung atau makan bersama usai Shalat Idul Fitri di Dusun Kwang Jukut, Desa Pringgarata, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Senin (2/5/2022).
Selepas Shalat Idul Fitri di masjid dan bersalam-salaman, warga Lombok, Nusa Tenggara Barat, tidak langsung pulang ke rumah. Mereka tetap tinggal di masjid, lalu duduk di lantai untuk begibung atau makan bersama menikmati hidangan Lebaran.
Tradisi begibung itulah yang dilakukan sejumlah warga seusai Shalat Idul Fitri di Masjid Nurul Iman, Dusun Kwang Jukut, Senin (2/5/2022). Begitu khatib menutup khutbah Idul Fitri, jemaah langsung berdiri. Bacaan shalawat pun bergema di masjid yang berlokasi di Desa Pringgarata, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu.
Jemaah laki-laki di dua saf depan lalu berdiri membelakangi dinding. Sementara jemaah di saf lainnya berjalan menyalami satu persatu laki-laki yang berdiri itu. Iringan panjang hingga beberapa belas meter langsung terlihat.
Di beranda masjid yang berjarak sekitar 21 kilometer sebelah timur Mataram, ibu kota NTB itu, kelompok jemaah perempuan juga melakukan hal yang sama. Setelah semua selesai berjabat tangan, mereka masuk ke dalam masjid dan bersalaman dengan jemaah pria.
Baca juga: Merayakan Hari Kemenangan dengan Doa dan Santap Bersama di Kubu Raya
Dulang berisi nasi, lauk pauk, dan berane kue yang akan disantap atau dimakan bersama atau begibung oleh warga usai Shalat Idul Fitri di Dusun Kwang Jukut, Desa Pringgarata, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Senin (2/5/2022).
Suasana terasa haru. Beberapa jemaah laki-laki tidak hanya berjabat tangan, tetapi juga saling berpelukan. Mata mereka tampak berkaca-kaca karena merasa berat ditinggal bulan Ramadhan.
Kegiatan salam-salaman itu berlangsung sekitar 15 menit. Setelah itu, semua jemaah, baik laki-laki maupun perempuan, berkumpul di beranda masjid. Warga dewasa dan anak-anak dipersilahkan duduk di lantai, sementara yang remaja turun ke halaman masjid.
Baca juga: Selempang Salib Menjaga Idul Fitri di Kaki Ile Boleng
Di halaman itu, ada panggung kecil yang di atasnya diletakkan puluhan dulang atau nampan berisi nasi dengan beraneka lauk-pauk. Makanan di dalam dulang itu dimasak oleh warga di rumah masing-masing, lalu dibawa ke masjid pagi-pagi sebelum Shalat Idul Fitri.
Dulang-dulang tersebut kemudian diletakkan di depan jemaah yang telah duduk menunggu. Satu dulang diperuntukkan bagi dua hingga tiga orang. Dibagikannya dulang-dulang itu menunjukkan, tradisi begibung akan segera dimulai.
Warga duduk bersama di beranda masjid untuk begibung atau makan bersama usai Shalat Idul Fitri di Dusun Kwang Jukut, Desa Pringgarata, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Senin (2/5/2022).
Setelah semua jemaah mendapat jatah dulang, mereka tidak langsung menyantap makanan yang ada. Para jemaah menunggu sang kiai atau tokoh agama untuk menyantap makanan di dalam dulang.
“Ayo kita makan,” kata salah seorang jemaah, Budi Hartono (40), begitu melihat kiai yang duduk tak jauh darinya mulai menyantap makanan.
Isi masing-masing dulang itu berbeda-beda, tergantung warga yang membawanya. Budi mendapat dulang berisi nasi dengan lauk opor ayam, gulai ikan, telur rebus, hingga bebalung atau sup iga khas Lombok.
Di sebelah Budi, dua jemaah lain mendapat dulang berisi aneka olahan daging ditambah sate. Ada juga yang dulangnya berisi nasi dan lauk pauk ditambah buah, roti, dan berbagai jajanan Lebaran. Namun, jemaah bisa saja meminta makanan dari dulang jemaah lain.
Baca juga: Kisah Lebaran Pemulung dan Pekerja Serabutan di Ibu Kota
Seorang warga menyiapkan berbagai lauk pauk untuk dibawa ke masjid dan akan disantap atau dimakan bersama atau begibung usai Shalat Idul Fitri di Dusun Kwang Jukut, Desa Pringgarata, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Senin (2/5/2022).
Budi mengaku selalu antusias mengikuti acara begibung setiap Idul Fitri. “Selalu menyenangkan saat makan bersama-sama. Saat duduk di lantai yang sama. Tidak ada perbedaan satu sama lain,” katanya.
Setelah selesai makan, jemaah tidak langsung menutup dulang dan mencuci tangan. Mereka juga harus menunggu sang kiai mencuci tangan dan menutup dulang terlebih dahulu.
“Kiai adalah penjuluq atau seperti orang tua. Jadi dia yang membuka dan juga menutup (ketika makan bersama). Jemaah tidak boleh mendahuluinya sebagai bentuk adab atau kesopanan,” kata Jinadi (60), tokoh masyarakat Dusun Kwang Jukut.
Menurut Jinadi, tradisi begibung di masyarakat Lombok adalah warisan turun temurun yang terus dipertahankan sampai saat ini. Namun, tradisi itu sebenarnya tidak hanya dilakukan saat Idul Fitri, tetapi juga saat hajatan dan kegiatan yang disertai roah atau zikir bersama.
Saat hajatan, semua dulang dipersiapkan oleh tuan rumah atau penyelenggara hajatan. Namun, saat momen Idul Fitri, warga di tiap rumah menyiapkan dulang untuk dibawa ke masjid.
Warga membakar dila jojor atau lampu jojor di Dusun Kwang Jukut, Desa Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Jumat (22/4/2022) malam. Tradisi yang digelar sebagian masyarakat muslim di Lombok pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadhan itu untuk menyambut malam Lailatul Qadar.
Menurut Jinadi, begibung tidak sekadar ajang makan-makan, tetapi juga melambangkan kebersamaan. “Begibung ini jadi ruang silaturahmi antar-warga. Kita duduk bersama dengan siapa saja tanpa melihat status sosial, lalu menyantap bersama isi dulang di depan kita,” kata Jinadi.
Antusiasme tidak hanya dirasakan mereka yang ikut begibung. Warga yang menyiapkan makanan untuk diletakkan di dulang pun juga antusias. Dengan sukarela, mereka berbelanja ke pasar, memasak, lalu membawa makanan itu ke masjid. Mereka semakin senang ketika melihat dulang kosong karena makanannya habis disantap warga.
“Beberapa tahun terakhir memang sedang berat (karena pandemi). Tetapi senang karena tetap ada rezeki untuk masak dan membuat dulang ke masjid,” kata Inaq Senap (60), salah satu warga.
Lewat begibung, masyarakat Lombok menunjukkan bahwa kebersamaan bisa diciptakan lewat cara sederhana, tidak perlu cara-cara yang rumit. Cukup duduk di lantai dan menyantap menu Lebaran yang sama.
Garuda Pancasila adalah lambang negara Indonesia seperti dijelaskan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
Terdapat makna warna dan simbol Garuda Pancasila. Dikutip dari situs Kedutaan Besar Republik Indonesia, burung garuda sendiri melambangkan kekuatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara warna emas pada burung garuda melambangkan kemuliaan. Perisai di bagian tengahnya melambangkan pertahanan bangsa Indonesia.
Untuk lebih jelasnya, simak makna dari setiap warna dan simbol Garuda Pancasila berikut ini.
Arti letak warna pada bagian-bagian Garuda Pancasila
Warna yang digunakan dalam lambang Garuda Pancasila tidak asal diletakkan sebab telah ditentukan untuk diletakkan pada bagian-bagian yang ada pada Garuda Pancasila. Berikut penjelasannya.
Warna hitam menjadi warna kepala banteng yang terdapat di Lambang Garuda Pancasila. Warna ini juga digunakan untuk warna perisai tengah latar belakang bintang dan untuk mewarnai garis datar tengah perisai.
Selain itu, warna hitam juga dipakai sebagai warna tulisan untuk semboyan 'Bhinneka Tunggal Ika'.
Warna merah digunakan untuk warna perisai kiri atas dan kanan bawah yang terdapat pada lambang Garuda Pancasila.
Warna hijau digunakan sebagai warna pohon beringin.
Warna putih dipakai untuk warna perisai kiri bawah dan kanan atas. Selain itu terdapat juga pada pita yang dicengkeram oleh burung garuda.
Warna kuning atau emas diletakkan sebagai warna garuda Pancasila, warna bintang, warna rantai, dan warna padi.
Muat Turun Gambar & Background
Berikut dikongsikan beberapa imej yang boleh anda muat turun sempena menyambut Hari Kemerdekaan dan Hari Malaysia.
BACKGROUND BENDERA MALAYSIA
BENDERA NEGERI DAN WILAYAH
Ayuh muat turun Buku Bendera Negeri dan Wilayah
Antara info yang boleh didapati :-
– Akta-akta Yang Melindungi Penggunaan Lambang-lambang Kebesaran Negara
– Susunan Keutamaan Bendera
– Arah Pandangan Pengibaran Bendera Negeri dan Susunan Bendera
– Sejarah Bendera Negeri
– Deskripsi Bendera, Kod Warna dan Jata Negeri
Klik pautan: http://dbook.penerangan.gov.my/dbook/…
Kunjungi Sosial Media Kami:
Hanya terisolasiMengecualikan Terisolasi
Hanya terisolasiMengecualikan Terisolasi